Blog Anak Smanda

Blog Anak Smanda

Rabu, 02 November 2016

Perbedaan Reengineering dan Continuous Improvement

Dalam dekade terakhir ini, memperbaiki secara terus – menerus proses bisnis sangatlah penting apabila suatu perusahaan masih ingin bersaing di pasar. Selama itu pula perusahaan – perusahaan dipaksa untuk terus memperbaiki proses bisnisnya karena para pelanggan kian menuntut barang dan jasa yang lebih baik lagi. Banyak perusahaan yang melakukan perbaikan ini dengan model perbaikan secara biasa, yaitu secara terus – menerus atau disebut Continuous Improvement Model (CPI). Model ini mencoba mengukur dan memahami proses yang sekarang dilakukan dan melakukan perbaikan sesuai dengan pemahaman dan pengukuran tersebut.


Model memperbaiki proses bisnis seperti ini memang dapat dilakukan secara efektif untuk mendapatkan perbaikan yang bersifat gradual dan bertahap. Namun, perkembangan zaman memaksa perusahaan untuk melakukan perbaikan proses bisnis dengan cepat. Hal ini disebabkan kemajuan teknologi yang begitu cepat dan persaingan global yang makin ketat.
Pada saat ini, perubahan – perubahan secara cepat dan mendasar sering kali diperlukan hanya untuk bertahan dalam keadaaan break even. Akibatnya, perusahaan – perusahaan mencari cara yang lebih tepat dan cepat untuk melakukan perbaikan proses bisnis. Salah satu pendekatan baru untuk perubahan yang cepat dan dramatis tersebut adalah Business Process Reengineering (BPR).


Definisi mengenai BPR ini menurut Michael Hammer dan James Champy (pengarang buku Reengineering the Corporation, Harper Collins Publisher, 1993) adalah, ‘Business Process Reengineering is the fundamental rethinking and radical redesign of business systems to achieve dramatic improvements in critical, contemporary measures of performance,such as cost, quality, service and speed’
Prinsip BPR adalah bertumpu pada pemikiran yang sangat berbeda dengan continuous process improvement. Secara ekstrim, dapat dikatakan bahwa BPR menganggap dan mengandaikan bahwa proses yang digunakan sekarang sudah tidak relevan, sehingga harus ditinggalkan dan memulainya dari awal. Sikap semacam ini memungkinkan para designer proses bisnis untuk tidak terikat pada proses yang lama, namun dapat fokus pada proses yang baru.
Berikut adalah tabel yang menunjukkan perbedaan antara Continuous Process Improvement dan Business Process Reengineering.

Sumber :
Konsep dan Aplikasi Business Process Reengineering Dr. Richardus Eko Indrajit Drs. Djokopranoto




Tidak ada komentar:

Posting Komentar