Dalam dekade terakhir ini, memperbaiki secara terus – menerus proses
bisnis sangatlah penting apabila suatu perusahaan masih ingin bersaing di
pasar. Selama itu pula perusahaan – perusahaan dipaksa untuk terus memperbaiki
proses bisnisnya karena para pelanggan kian menuntut barang dan jasa yang lebih
baik lagi. Banyak perusahaan yang melakukan perbaikan ini dengan model
perbaikan secara biasa, yaitu secara terus – menerus atau disebut Continuous Improvement Model (CPI). Model
ini mencoba mengukur dan memahami proses yang sekarang dilakukan dan melakukan
perbaikan sesuai dengan pemahaman dan pengukuran tersebut.
Model memperbaiki proses bisnis seperti ini memang dapat dilakukan secara
efektif untuk mendapatkan perbaikan yang bersifat gradual dan bertahap. Namun,
perkembangan zaman memaksa perusahaan untuk melakukan perbaikan proses bisnis
dengan cepat. Hal ini disebabkan kemajuan teknologi yang begitu cepat dan
persaingan global yang makin ketat.
Pada saat ini, perubahan – perubahan secara cepat dan mendasar sering
kali diperlukan hanya untuk bertahan dalam keadaaan break even. Akibatnya, perusahaan
– perusahaan mencari cara yang lebih tepat dan cepat untuk melakukan perbaikan
proses bisnis. Salah satu pendekatan baru untuk perubahan yang cepat dan
dramatis tersebut adalah Business Process
Reengineering (BPR).
Definisi mengenai BPR ini menurut Michael Hammer dan James Champy
(pengarang buku Reengineering the Corporation, Harper Collins Publisher, 1993)
adalah, ‘Business Process Reengineering is the fundamental rethinking and
radical redesign of business systems to achieve dramatic improvements in
critical, contemporary measures of performance,such as cost, quality, service
and speed’
Prinsip BPR adalah bertumpu pada pemikiran yang sangat berbeda dengan continuous
process improvement. Secara ekstrim, dapat dikatakan bahwa BPR menganggap dan
mengandaikan bahwa proses yang digunakan sekarang sudah tidak relevan, sehingga
harus ditinggalkan dan memulainya dari awal. Sikap semacam ini memungkinkan
para designer proses bisnis untuk tidak terikat pada proses yang lama, namun
dapat fokus pada proses yang baru.
Berikut adalah tabel yang menunjukkan perbedaan antara Continuous Process
Improvement dan Business Process Reengineering.
Sumber :
Konsep dan Aplikasi Business
Process Reengineering Dr. Richardus Eko Indrajit Drs. Djokopranoto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar